Pemerintah tengah menyiapkan rencana kenaikan harga Pertalite atau BBM bersubsidi.
Seiring bergulirnya rencana kenaikan harga BBM itu, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah mencatat adanya kenaikan konsumsi.
Area Manager Communication, Relation & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menuturkan setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi kenaikan konsumsi BBM bersubsidi.
Salah satunya adalah geliat perekonomian, aktivitas pariwisata, dan adanya beberapa event besar yang dilaksanakan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Itu dinilai berdampak pada peningkatan konsumsi BBM bersubsidi di wilayah tersebut.
“Saat ini rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) di Jawa Tengah sebesar 11.283 kiloliter dan untuk wilayah DIY konsumsi gasoline rata-rata hariannya sebesar 1.809 kiloliter,” kata Brasto, Selasa, 23 Agustus 2022.
Brasto melanjutkan bahwa ada peningkatan konsumsi BBM Penugasan (Pertalite) di 2022 dibandingkan tahun lalu di Jawa Tengah dan DIY, yaitu berkisar 28 persen dari sebelumnya 8.586 kiloliter per hari, saat ini menjadi 11.025 kiloliter per hari.
“Namun untuk ketahanan stok Pertalite sangat aman.
Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan kami mengimbau masyarakat agar tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” kata Brasto menambahkan.
Secara umum, Brasto mengatakan stok BBM baik untuk produk BBM subsidi maupun nonsubsidi di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam keadaan aman.
Selain itu, kata dia, Pertamina juga telah dilengkapi dengan PICC (Pertamina Integrated Command Center).
PCIC ini dapat memantau proses distribusi dan penyaluran secara real time seperti monitoring sales atau penjualan, monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tangki (MT) dan mengembangkan penjadwalan otomatis dalam pengiriman BBM ke SPBU.
“Kami juga memiliki pola distribusi RAE (reguler, alternatif dan emergency) untuk mengantisipasi kondisi tidak normal dan emergency (darurat) untuk tetap memastikan ketersediaan BBM di seluruh wilayah tetap dapat berjalan dalam kondisi apapun,” tutup Brasto.
PRIBADI WICAKSONO Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto